Bundesliga seringkali menjadi wadah bagi para pesepakbola muda dan dari benua mana pun untuk berkembang dan dikenal dunia. Hal itu terbilang wajar karena sistem pembinaan dan pelatihan dari sepak bola Jerman yang bagus.
Namun membahas para pesepakbola dari benua mana saja, ada 7 pesepakbola terbaik dari benua Afrika yang pernah atau pun akan menjajal kompetisi Bundesliga. Siapa saja kah mereka? Simak ulasan dari SBOTOP berikut.
SADIO MANE
- Klub: Bayern Munich
- Posisi: Pemain sayap/penyerang tengah
Sadio Mane akhirnya pindah ke Bayern Munich setelah enam tahun berseragam Liverpool. Pemain berusia 30 tahun itu menghasilkan 120 gol dan 49 assist dalam 269 penampilan kompetitif untuk klub berjuluk The Reds, menjadi pencetak gol terbanyak di Premier League musim 2019/2020 dan finish kedua setelah Mohamed Salah menjadi unggulan di musim 2021/2022.
Sadio Mane mendapatkan gelar Premier League, Liga Champions UEFA, Piala Dunia Antarklub FIFA, Piala Super UEFA, Piala FA, dan Piala EFL, menambah dua gelar liga Austria yang sebelumnya ia menangkan bersama RB Salzburg. Pemain tim nasional Senegal itu juga terlibat dalam lima gol saat negaranya mengangkat gelar juara Piala Afrika 2021. Dengan segala catatan luar biasa, Sadio Mane diharapkan mampu melanjutkan penampilan impresif di Bundesliga.
PIERRE-EMERICK AUBAMEYANG
- Klub: Borussia Dortmund
- Posisi: Pemain sayap/penyerang tengah
Sadio Mane mungkin bisa mengikuti jejak Pierre-Emerick Aubameyang yang mencetak 98 gol dalam 144 pertandingan Bundesliga untuk Borussia Dortmund sekaligus memecahkan rekor gol untuk pemain dari benua Afrika di divisi teratas Jerman. Pemain asal Gabon itu bermain bersama Robert Lewandowski di Borussia Dortmund sebelum menjadi lawan dari rekannya yang pindah ke Bayern Munich dalam perebutan status pencetak gol terbanyak.
Setelah mencetak 54 gol dalam tiga musim pertamanya di Bundesliga, Pierre-Emerick Aubameyang mencetak 31 gol sehingga menjadi pesepakbola Afrika pertama yang mengklaim Torjägerkanone secara langsung, serta memenangkan DFB-Pokal pada musim 2016/2017. Sampai akhirnya semuanya dipecahkan Robert Lewandowski pada 2019/2020 dan 2020/2021, Pierre-Emerick Aubameyang membuat pencapaian satu musim terbesar oleh pemain non-Jerman.
GERALD ASAMOAH
- Klub: Hannover, Schalke, St. Pauli, Greuther Furth
- Posisi: Penyerang
Gerald Asamoah juga cukup berguna dalam membantu serangan. Pemain asal Ghana itu mencetak 28 gol dalam 79 pertandingan untuk Hannover, sebelum menjadi favorit para penggemar di Schalke. Dia menghabiskan 11 tahun di klub distrik Ruhr, menghasilkan 44 gol dan 34 assist dari 279 penampilan.
Akhir tahun 90-an dan awal tahun 2000-an adalah hari-hari tenang bagi pemenang DFB-Pokal dua kali tersebut. Ia menjadi pemain kelahiran Afrika pertama yang mewakili Jerman dalam pertandingan persahabatan bulan Mei 2001 melawan Slovakia dan sebuah kesempatan yang ia tandai dengan gol pembuka. Dia tampil 43 kali, yang kemudian tampil di Piala Dunia 2002 dan 2006, mengakhiri karir bermainnya di St. Pauli, Greuther Furth dan menjadi super-sub di Schalke. Saat ini, Gerald Asamoah menikmati peran manajemen tim utama di Schalke.
KEVIN-PRINCE BOATENG
- Klub: Hertha Berlin, Borussia Dortmund, Schalke, Eintracht Frankfurt
- Posisi: Gelandang
Karir internasional Kevin-Prince Boateng dimainkan sebaliknya, dengan gelandang yang besar di Berlin ini telah mewakili Jerman hingga level U-21 sebelum menyatakan untuk pindah tanah air ke pihak ayah, Ghana. Boateng memiliki 15 caps untuk Black Stars, berada di sisi yang berlawanan dengan saudara tirinya yaitu Jerome Boateng di Piala Dunia 2010 dan 2014.
Boateng bersaudara juga kadang-kadang berhadapan di Bundesliga, di mana Kevin-Prince Boateng telah menikmati masa-masa bersama Hertha Berlin, Borussia Dortmund, Schalke dan Eintracht Frankfurt, di mana ia memenangkan DFB-Pokal. Pemain berusia 35 tahun – yang juga pernah bermain di Inggris, Italia dan Spanyol – telah memperpanjang tugas keduanya di Hertha Berlin setelah membantu klub ibu kota itu menghindari degradasi melalui play-off 2021/2022.
JAY-JAY OKOCHA
- Klub: Eintracht Frankfurt
- Posisi: Gelandang serang
Eintracht Frankfurt tidak begitu beruntung pada akhir musim 1995/1996, meskipun upaya terbaik dari Jay-Jay Okocha. The Eagles terdegradasi secara otomatis setelah menyelesaikan musim di tempat ke-17 klasemen, mengakhiri masa tinggal empat tahun Okocha di Bundesliga.
Pemain asal Nigeria itu jadi bintang lapangan dengan beberapa keterampilan, gol, dan assist yang luar biasa, dengan solo run dan penyelesaian akhirnya melewati Oliver Kahn menjadi yang paling berkesan.
Dia kemudian bermain untuk Paris Saint-Germain dan melanjutkan karir di Premier League, sebelum gantung sepatu pada Maret 2012, dengan 101 gol dan 52 assist dalam 492 pertandingan di level klub. Jay-Jay Okocha sekarang menjadi bagian dari jaringan resmi Bundesliga Legends.
TONY YEBOAH
- Klub: Saarbrucken, Eintracht Frankfurt, Hamburg
- Posisi: Penyerang
Tony Yeboah adalah rekan setim Jay-Jay Okocha di Eintracht Frankfurt, belum lagi sosok yang sangat signifikan dalam sejarah sepak bola Jerman. Pemain kulit hitam pertama Eintracht Frankfurt dan orang Afrika pertama yang mengklaim penghargaan pencetak gol terbanyak Bundesliga – meskipun berbagi pada musim 1992/1993 dengan Ulf Kirsten dari Bayer Leverkusen – pemain Ghana itu mempertahankan mahkotanya setahun kemudian dengan menyamai torehan 18 gol milik Stefan Kuntz.
Tony Yeboah mencapai angka ganda untuk gol dalam empat dari sembilan musim penuh di Bundesliga diantara karir di Inggris dengan Leeds United. Old Thunder Thighs mencetak 96 gol di Bundesliga sekaligus mencatat rekor baru sampai Pierre-Emerick Aubameyang datang dan memecahkan rekor tersebut.
SAMUEL KUFFOUR
- Klub: Nuremberg, Bayern Munich
- Posisi: Bek tengah/bek kanan
Samuel Kuffour tidak kekurangan kualitas sebagai pemimpin, bahkan jika dia tidak memiliki kesempatan untuk memimpin skuat Bayern Munich yang memiliki para pemain tangguh seperti Oliver Kahn, Lothar Matthaus dan Stefan Effenberg.
Seorang bek yang tangguh dengan level tertinggi, pemain asal Ghana itu membuat dirinya disayangi oleh para penggemar Die Roten dengan reaksi yang menggebu-gebu terhadap kekalahan final Liga Champions UEFA 1999/2000 dari Manchester United. Hal itu berubah menjadi kebanggaan pada tahun 2001, ketika Samuel Kuffour membantu Bayern Munich membawa pulang ‘Old Big Ears’ setelah menang adu penalti atas Valencia.
Sammy meraih penghargaan Pemain Terbaik Afrika 2001 atas usahanya, dan juga dapat membanggakan tujuh medali juara Bundesliga dan DFB-Pokal di antara koleksinya.
●●●
Kunjungi halaman blog kami untuk membaca berita SEPAK BOLA dan informasi pasaran taruhan
Selalu menjadi yang terdepan dalam mendapatkan informasi seputar olahraga dan bursa taruhan